Di Bawah ini adalah contoh PTK SD kelas 2 dengan judul
"MENINGKATKAN KETRAMPILAN SISWA DALAM MEMBACA TEKS PENDEK MELALUI
METODE PEMBELAJARAN PEMODELAN DI KELAS II SD N 022 CONTOH TAHUN AJARAN
2016/2017”
PENTING!!!!
Namun bila mana anda tidak mempunyai waktu untuk mengerjakanya ,dan anda sedang memerlukanya secepat mungkin, Tenang kami hadir untuk membantu menyelsaikan masalah anda !
ya!! sekarang ambil HP android anda lalu hubungi (chat) CS kami:
CS 1 : 083849719063 (whatsapp)
CS 2 : 081220099019 (whatsapp)
PTK
(PENELITIAN
TINDAKAN KELAS)
"MENINGKATKAN
KETRAMPILAN SISWA DALAM MEMBACA TEKS PENDEK MELALUI METODE PEMBELAJARAN
PEMODELAN DI KELAS II SD N 022 CONTOH TAHUN AJARAN 2016/2017”
Di
susun oleh :
Guru
Contoh, S.Pd.
NIP.
19630613 198603 2 011
PEMERINTAH
KABUPATEN CONTOH
DINAS
PENDIDIKAN KABUPATEN CONTOH
SD
N 022 CONTOH
2016/
2017
|
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah
Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 22 Tahun 2006 menyebutkan bahwa bahasa Indonesia memiliki peran
sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan
merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi.
Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya,
budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan,
berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan
serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.
Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta
didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik
secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya
kesastraan manusia Indonesia. Kemudian peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 41 Tahun 2007 mengungkapkan bahwa proses pembelajaran bahasa Indonesia
dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan
bereksprsi dalam berbagai bentuk tulisan.
Mata pelajaran bahasa Indonesia
bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut:
(1) berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan
etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis; (2) menghargai dan bangga
menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara; (3)
memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk
berbagai tujuan; (4) menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan
intelektual, serta kematangan emosional dan sosial; (5) menikmati dan
memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti,
serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
berbahasa; (6) menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai
khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.
Ruang lingkup mata pelajaran
bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra
yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut: (1) mendengarkan; (2) berbicara; (3)
membaca; (4) menulis. Membaca merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa
tulis yang bersifat reseptif. Karena dengan membaca seseorang akan dapat
memperoleh informasi, ilmu pengetahuan, dan pengalaman-pengalaman baru. Semua
yang diperoleh melalui bacaan akan memungkinkan orang tersebut mampu memperluas
daya pikirnya, mempertajam pandangannya, dan memperluas wawasannya. Dengan
demikian kegiatan membaca merupakan kegiatan yang sangat diperlukan oleh
siapapun yang ingin maju dan meningkatkan diri. Membaca merupakan salah satu
kunci utama untuk memasuki istana ilmu, berperan sebagai landasan yang mantap
serta kegiatan yang menyajikan sumber-sumber bahan yang tak pernah kering bagi
berbagai aktifitas ekpresif dan produktif dalam kehidupan sehari-hari. (Amir,
1996:26)
Pembelajaran membaca memang
mempunyai peranan penting sebab melalui pembelajaran membaca, guru dapat
mengembangkan nilai-nilai moral, kemampuan bernalar dan kualitas anak didik.
(Akhadiah, 1992:29). Membaca bukanlah sekedar menyuarakan lambing-lambang
tertulis tanpa mempersoalkan rangkaian kata-kata atau kalimat yang dilafalkan
tersebut dipahami atau tidak, melainkan lebih dari itu. Tingkatan membaca
seperti itu tergolong jenis membaca permulaan. Pembelajaran membaca di kelas I
dan kelas II merupakan pembelajaran membaca permulaan (tahap awal). Kemampuan
membaca yang diperoleh siswa kelas I dan kelas II akan menjadi dasar
pembelajaran membaca lanjut. Oleh sebab itu pembaca permulaan benar-benar
memerlukan perhatian guru supaya dapat memberikan dasar yang kuat, sehingga
pada tahap membaca lanjut siswa sudah memiliki kemampuan membaca yang memadai.
Di sekolah dasar membaca dan menulis merupakan faktor utama yang perlu dilatih
dari dini. Dengan membaca dan menulis kita bisa mengikuti perkembangan
pembelajaran di segala bidang. Tidak hanya dalam pembelajaran bahasa saja.
Berdasarkan observasi yang peneliti laksanakan
pada siswa kelas II SD N 022 Contoh .
Berdasarkan refleksi awal dengan tim kolaborasi menunjukkan bahwa pembelajaran
masih belum optimal. Siswa belum bisa menulis dengan bahasa yang baku dan
kosakata baku. Siswa seringkali mencampurkan
bahasa yang mereka
gunakan sehari-hari dan
mencampurkan bahasa daerah mereka. Selain dari siswa, guru masih belum menggunakan model dan media
pembelajaran yang menarik perhatian dan melibatkan siswa secara langsung dalam
kegiatan pembelajaran, sehingga siswa kurang bersemangat dalam kegiatan
pembelajaran dan pembelajaran belum berpusat pada siswa melainkan pada guru.
Oleh karena itu, tantangan bagi
seorang guru untuk dapat menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan dan
mampu meningkatkan keaktifan siswa selama proses pembelajaran. Penggunaan
berbagai macam model pembelajaran yang merangsang minat siswa untuk aktif dalam
kegiatan pembelajaran sudah mulai banyak dilakukan di sekolah-sekolah swasta.
Salah satu model pembelajaran yang
lebih banyak digunakan
adalah metode pembelajaran
pemodelan.
Metode pembelajaran pemodelan
merupakan salah satu dari tujuh komponen pembelajaran kontekstual. Maksudnya,
dalam sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu, ada model
yang bisa ditiru. Pemodelan pada dasarnya membahasakan gagasan yang dipikirkan,
mendemonstrasikan bagaimana guru menginginkan siswanya untuk belajar dan
melakukan apa yang guru inginkan agar siswanya melakukan. Pemodelan dapat
berbentuk demonstrasi, pemberian contoh tentang konsep atau aktivitas belajar.
Dengan kata lain model itu dapat berupa cara mengoperasikan sesuatu, dan
sebagainya. Dengan begitu, guru memberi model tentang bagaimana cara belajar
Penelitian ini dilakukan di SD N
022 Contoh kelas II. Setelah dilakukan observasi awal mengenai pembelajaran
Bahasa Indonesia pada materi membaca teks pendek, diperoleh data bahwa sebagian
besar siswa hanya bergantung pada buku paket dari sekolah dan tidak mempelajari materi pelajaran baik
sebelum maupun setelah pelajaran. Alhasil, siswa kurang terampil dalam membaca
teks pendek.
Berdasarkan uraian di atas maka
peneliti memilih judul "Meningkatkan Ketrampilan Siswa Dalam Membaca Teks
Pendek Melalui Metode Pembelajaran Pemodelan di Kelas II SD N 022 Contoh Tahun
Ajaran 2016/2017”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pelaksanaan observasi awal yang telah dilakukan
diperoleh identifikasi masalah sebagai berikut :
1. rendahnya ketrampilan siswa
dalam membaca teks pendek.
2. Tidak berhasilnya metode
mengajar yang telah di laksanakan sebelumnya
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi maslaah
yang ada, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana
meningkatkan ketrampilan siswa dalam membaca teks pendek melalui metode
pembelajaran pemodelan di kelas II SD N 022 Contoh?
D. Tujuan Penlitian
Tujuan umum penelitian ini adalah
untuk mengetahui apakah pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran
pemodelan dapat meningkatkan ketrampilan siswa dalam membaca teks pendek di
kelas II SD N 022 Contoh.
Tujuan khusus yang ingin dicapai oleh peneliti adalah :
1. Ketuntasan belajar secara klasikal siswa mencapai 75 % dengan
nilai rata-rata minimal 750
2. Secara klasikal keaktifan siswa meningkat hingga 75 %.
E. Manfaat Penelitian
1) Bagi Guru
Melalui penerapan metode
pembelajaran pemodelan di Sekolah Menengah Pertama, diharapkan dapat memotivasi
dan menambah pengetahuan para guru agar dapat melaksanakan pembelajaran yang
inovatif dan tidak monoton, serta guru agar dapat mengadakan modifikasi pembelajaran
dengan menerapkan dan melakukan inovasi
pembelajaran sehingga dapat tercipta
suasana pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan
dengan pendekatan dan model yang bervariasi, sehingga tujuan pembelajaran
keterampilan membaca teks pendek yang diinginkan dapat tercapai dengan baik.
2) Bagi Siswa
Dengan penerapan metode
pembelajaran pemodelan diharapkan siswa dapat mengkontruksi keterampilan
barunya pada pembelajaran keterampilan membaca teks pendek, meningkatkan
keterampilan bertanya bagi siswa dalam pembelajaran keterampilan membaca teks
pendek, mampu memahami konsep-konsep dalam pembelajaran keterampilan membaca
teks pendek melalui kegiatan menemukan dan membangun sendiri konsep-konsep
dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia materi membaca teks pendek serta dapat
menambah daya tarik siswa agar dapat berpartisipasi dalam pembelajaran sehingga
tujuan pembelajaran dapat tercapai.
3) Bagi Sekolah
Penerapan metode pembelajaran
pemodelan dalam pembelajaran di sekolah dapat memberikan manfaat nyata secara
langsung pada proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran dan perbaikan pembelajaran. Selain itu, dapat menumbuhkan
kerjasama antarguru untuk saling
bertukar pikiran dalam upaya
memberikan variasi pembelajaran inovatif yang berdampak positif pada kualitas
pembelajaran di sekolah sehingga mutu sekolah dapat meningkat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar