MAKALAH PROPOSAL PTK
"Penelitian Tindakan
Kelas"
A. Pengertian PTK
Penelitian
Tindakan berasal dari istilah bahasa inggris yaitu Action Research, penelitian
ini merupakan perkembangan baru dalam penelitian yang muncul sejak tahun
1940-an. Mulanya PTK diterapkan dalam penelitian sosial, seorang psikolog social
Kurt Lewin mengembangkannya yang kemudian diadopsi dalam kencah pendidikan.
Istilah Educational Action Resech dipakai oleh Kemmis untuk jenis penelitian
tindakan pendidikan.
Beberapa ahli
mengemukakan pendapat tentang Penelitian Tindakan, Kemmis misalnya menyatakan
bahwa Penelitian Tindakan merupakan upaya menguji cobakan ide-ide kedalam
praktek untuk memperbaiki atau mengubah sesuatu agar memperoleh dampak nyata
dari situasi. Selanjutnya Kemmis dan Taggart menyatakan bahwa Penelitian
Tindakan adalah suatu bentuk penelitian reflektif yang secara kolektif dilakukan
peneliti dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktek
pendidikan dan sosial serta dalam mengorganisasi suatu kondisi, sehingga mereka
dapat memahami bagaimana mempraktekkan ini dilingkungan kerja mereaka. Dengan
kata lain penelitian tindakan adalah cara suatu kelompok atau seseorang dalam
mengorganisir suatu kondisi sehingga mereka dapat mempelajari pengalaman dan
membuat pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain.
Kemmis dan
McNeiff didefinisikan PTK sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif
oleh pelaku tindakan. Tindakan tersebut dilakukan untuk meningkatkan kemantapan
rasional dari tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas sehari-hari,
memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan, serta
memperbaiki kondisi di mana praktik-praktik pembelajaran tersebut dilakukan.
Untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut, PTK dilaksanakan dalam proses berdaur
(cyclical) yang terdiri dari empat tahapan, planing, action,
observation/evaluation, dan reflection.
Sementara
Penelitian Tindakan Kelas dalam bidang pendidikan, khususnya dalam praktik
pembelajaran, penelitian tindakan berkembang menjadi Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) atau Classroom Action Reserach (CAR). PTK adalah penelitian tindakan yang
dilaksanakan di dalam kelas ketika pembelajaran berlangsung. PTK dilakukan
dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas pembelajaran. PTK
berfokus pada kelas atau pada proses pembelajaran yang terjadi di dalam
kelas.
Suharsimi
menjelaskan PTK melalui gabungan definisi dari tiga kata yaitu “Penelitian”,
“Tindakan”, dan “Kelas”. Makna setiap kata tersebut adalah sebagai berikut.
Penelitian; kegiatan mencermati suatu obyek dengan menggunakan cara dan
metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam
memecahkan suatu masalah. Tindakan; sesuatu gerak kegiatan yang sengaja
dilakukan dengan tujuan tertentu. Tindakan yang dilaksanakan dalam PTK berbentuk
suatu rangkaian siklus kegiatan. Kelas; sekelompok siswa yang dalam waktu yang
sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. Siswa yang belajar
tidak hanya terbatas dalam sebuah ruangan kelas saja, melainkan dapat juga
ketika siswa sedang melakukan karyawisata, praktikum di laboratorium, atau
belajar tempat lain di bawah arahan guru.
Dari pengertian
masing-masing kata, selanjutnya dapat disimpulkan bahwa PTK merupakan suatu
pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut
diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa.
Dalam hal ini, seharusnya guru menonjolkan kegiatan yang harus dilakukan oleh
siswa, bukan kegiatan yang dilakukan oleh guru
Sedangkan
menurut Suhardjono PTK adalah penelitian tindakan yang dilakukan dikelas dengan
tujuan memperbaiki/meningkatkan mutu praktek pembelajaran.
Dari definisi
diatas dapat disimpulkan bahwa PTK adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat
reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki dan
meningkatkan praktek pembelajaran di kelas secara lebih berkualitas sehingga
siswa dapat memperoleh hasil belajar yang lebih baik.
Berdasarkan
pengertian di atas, komponen yang terdapat dalam sebuah kelas yang dapat
dijadikan sasasaran PTK adalah siswa, guru, materi pelajaran, peralatan atau
sarana pendidikan, hasil pembelajaran yang ditinjau dari tiga ranah (kognitif,
afektif, psikomotorik), lingkungan, dan pengelolaan.
B.
Tujuan dan Manfaat Penelitian Tindakan Kelas
Tujuan utama
Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang
terjadi di dalam kelas sekaligus mencari jawaban ilmiah mengapa hal tersebut
dapat dipecahkan melalui tindakan yang akan dilakukan. PTK juga bertujuan untuk
meningkatkan kegiatan nyata guru dalam pengembangan profesinya. Tujuan khusus
PTK adalah untuk mengatasi berbagai persoalan nyata guna memperbaiki atau
meningkatkan kualitas proses pembelajaran di kelas.
Menurut Aqib
Tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan
praktik pembelajaran di kelas secara berkesinambungan. Tujuan ini “melekat” pada
diriguru dalam penunaian misi professional kependidikannya.[8] Hal ini
menunjukkan bahwa sesungguhnya PTK bertujuan untuk memecahkan permasalahan nyata
yang terjadi di dalam kelas. Karena itu menurut Suharjono, tujuan Penelitian
Tindakan Kelas adalah meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran, mengatasi
masalah pembelajaran, meningkatkan profesionalisme, dan menumbuhkan budaya
akademik. Secara lebih rinci tujuan Penelitian tindakan kelas (PTK) dipaparkan
oleh Suhardjono antara lain:
1) Meningkatkan mutu isi, masukan,
proses, dan hasil pendidikan dan pembelajaran di sekolah.
2) Membantu guru dan tenaga
kependidikan lainnya dalam mengatasi masalah pembelajaran dan pendidikan di
dalam dan luar kelas.
3) Meningkatkan sikap profesional
pendidik dan tenaga kependidikan.
4)
Menumbuh-kembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga
tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu
pendidikan/pembelajaran secara berkelanjutan.[9]
Output atau
hasil yang diharapkan melalui Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah peningkatan
atau perbaikan kualitas proses dan hasil pembelajaran yang meliputi hal-hal
sebagai berikut.
1) Peningkatan atau perbaikan
kinerja siswa di sekolah.
2) Peningkatan atau perbaikan mutu
proses pembelajaran di kelas.
3) Peningkatan atau perbaikan
kualitas penggunaan media, alat bantu belajar, dan sumber belajar lainya.
4) Peningkatan atau perbaikan
kualitas prosedur dan alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur proses dan
hasil belajar siswa.
5) Peningkatan atau perbaikan
masalah-masalah pendidikan anak di sekolah.
6)
Peningkatan dan perbaikan kualitas dalam penerapan kurikulum dan
pengembangan kompetensi siswa di sekolah.
Dengan
memperhatikan tujuan dan hasil yang dapai dapat dicapai melalui PTK, terdapat
sejumlah manfaat PTK antara lain sebagai berikut.
1) Terwujudnya inovasi
pembelajaran
2) Pengembangan kurikulum di
tingkat sekolah dan kelas
3)
Peningkatan profesionalisme guru.
Anda Memerlukan :
Untuk Mendapatkanya cukup mudah ,anda hanya perlu menghubungi kontak CS kami :
CS 1 : 083849719063 (whatsapp)
CS 2 : 081220099019 (whatsapp)
C. Prinsip-Prinsip Penelitian Tindakan Kelas
Menurut Hopkins terdapat 6
prinsip penelitian tindakan kelas. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai
berikut.
1) Sebagai seorang guru yang
pekerjaan utamanya adalah mengajar, seyogyanya Penelitian tindakan kelas (PTK)
yang dilakukan tidak mengganggu komitmennya sebagai pengajar. Ada dua hal
penting terkait dengan prinsip ini. Pertama, mungkin metode pembelajaran yang
diterapkannya dalam PTK tidak segera dapat memperbaiki pembelajarannya, atau
hasilnya tidak jauh berbeda dengan metode yang digunakan sebelumnya. Sebagai
pertanggungjawaban profesional, Guru hendaknya selalu secara konsisten menemukan
sebabnya, mencari jalan keluar terbaik, atau menggantinya agar mampu
memfasilitasi para siswa dalam belajar dan meningkatkan hasil belajar secara
lebih optimal. Kedua, banyaknya siklus yang diterapkan hendaknya mengutamakan
pada ketercapaian kriteria keberhasilan, misalnya pembentukan pemahaman yang
mendalam (deep understanding) ketimbang sekadar menghabiskan kurikulum (content
coverage), dan tidak semata-mata mengacu pada kejenuhan informasi (saturation of
information).
2) Teknik pengumpulan data tidak menuntut waktu dan cara yang
berlebihan. Sedapat mungkin hendaknya dapat diupayakan prosedur pengumpulan data
yang dapat ditangani sendiri, sementara Guru tetap aktif sebagai mana biasanya.
Teknik pengumpulan data diuapayakan sesederhana mungkin, asal mampu memperoleh
informasi yang cukup signifikan dan dapat dipercaya secara
metodologis.
3) Metodologi yang digunakan hendaknya dapat dipertanggung
jawabkan reliabilitasnya yang memungkinkan Guru dapat mengidentifikasi dan
merumuskan hipotesis secara meyakinkan, mengembangkan strategi yang dapat
diterapkan pada situasi kelas, serta memperoleh data yang dapat digunakan untuk
membuktikan hipotesis tindakannya. Jadi, walaupun terdapat kelonggaran secara
metodologis, namun PTK mestinya tetap dilaksanakan atas dasar taat kaidah
keilmuan.
4) Masalah yang terungkap adalah masalah yang benar-benar
membuat Guru galau, sehingga atas dasar tanggung jawab profesional, dia didorong
oleh hatinya untuk memiliki komitmen dalam rangka menemukan jalan keluarnya
melalui PTK. Komitmen tersebut adalah dorongan hati yang paling dalam untuk
memperoleh perbaikan secara nyata proses dan hasil pelayanannya pada siswa dalam
menjalankan tugas-tugas kesehariannya dibandingkan dengan proses dan hasil-hasil
sebelumnya. Dengan demikian, mengajar adalah penelitian yang dilakukan secara
berkelanjutan dalam rangka mengkonstruksi pengetahuan sendiri agar mampu
melakukan perbaikan praktiknya.
5) Pelaksanaan PTK seyogyanya mengindahkan tata krama
kehidupan berorganisasi. Artinya, PTK hendaknya diketahui oleh kepala sekolah,
disosialisasikan pada rekanrekan Guru, dilakukan sesuai dengan kaidah-kaidah
keilmuan, dilaporkan hasilnya sesuai dengan tata krama penyusunan karya tulis
ilmiah, dan tetap mengedepankan kepentingan siswa layaknya sebagai
manusia.
6) Permasalahan yang hendaknya dicarikan solusinya lewat PTK
hendaknya tidak terbatas hanya pada konteks kelas atau mata pelajaran tertentu,
tetapi tetap mempertimbangkan perspektif sekolah secara keseluruhan. Dalam hal
ini, pelibatan lebih dari seorang pelaku akan sangat mengakomodasi kepentingan
tersebut.[11]
D. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas
PTK merupakan
bentuk penelitian tindakan yang diterapkan dalam aktivitas pembelajaran di
kelas. Ciri khusus Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah adanya tindakan nyata
yang dilakukan sebagai bagian dari kegiatan penelitian dalam rangka memecahkan
masalah. Tindakan tersebut dilakukan pada situasi alami serta ditujukan untuk
memecahkan masalah praktis. Tindakan yang diambil merupakan kegiatan yang
sengaja dilakukan atas dasar tujuan tertentu. Tindakan dalam PTK dilakukan dalam
suatu siklus kegiatan.
Terdapat
sejumlah karakteristik yang merupakan keunikan PTK dibandingkan dengan
penelitian pada umumnya, antara lain sebagai berikut:
1) Adanya tindakan (action).
Tindakann itu dilakukan pada situasi alami dan ditujukan untuk memecahkan
permasalahan praktis. Tindakan tersebut merupakan sebuah kegiatan yang sengaja
dilakukan dengan tujuan tertentu. PTK merupakan kegiatan yang tidak saja
berupaya memecahkan masalah, tetapi sekaligus mencari dukungan ilmiah atas
pemecahan masalah tersebut.
2) PTK merupakan bagian penting
upaya pengembangan profesi guru melalui aktivitas berpikir kritis dan sistematis
serta membelajarkan guru untuk menulis dan membuat catatan.
3) Persoalahan yang
dipermasalahkan dalam PTK bukan dihasilkan dari kajian teoretik atau dan
penelitian terdahulu, tetapi berasal dari adanya permasalahan nyata dan aktual
(yang terjadi saat ini) dalam pembelajaran di kelas. PTK berfokus pada pemecahan
masalah praktis bukan masalah teoritis.
4) PTK dimulai dari permasalahan
yang sederhana, nyata, jelas, dan tajam mengenai hal-hal yang terjadi di dalam
kelas.
5) Adanya kolaborasi (kerjasama)
antara praktisi (guru dan kepala sekolah) dengan peneliti dalam hal pemahaman,
kesepakatan tentang permasalahan, pengambilan keputusan yang akhirnya melahirkan
kesamaan tentang tindakan (action) .
6) PTK dilakukan hanya apabila;
a). Ada keputusan kelompok dan komitmen untuk pengembangan; b). Bertujuan untuk
meningkatkan profesionalisme guru; c). Alasan pokok ingin tahu, ingin membantu,
ingin meningkatkan; dan d). Bertujuan memperoleh pengetahuan dan atau sebagai
upaya pemecahan masalah.[12]
E. Perbedaan PTK dengan Penelitian Formal
Lainnya
Penelitian
Tindakan Kelas memliki perbedaan yang mendasar dengan bentuk-bentuk penelitian
lain yang bukan tindakan kelas. Diantaranya adalah kami rangkum dalam bentuk
tabel sebagai berikut:
Tabel
Perbedaan antara Penelitian Formal dengan PTK
No
|
Aspek
|
Aspek
PTK
|
Bukan Tindakan
Kelas
|
1
|
Dasar
filosofis
|
Bagaimana
memperbaiki realitas pembelajaran
|
Bagaimana
membangun pengetahuan berdasarkan hasil penelitian
|
2
|
Sumber
masalah
|
Hasil
diagnosis
|
Hasil
deduksi-induksi
|
3
|
Tujuan
penelitian
|
Perbaikan
proses dan hasil pembelajaran
|
Verivikasi
dan generalisasi
|
4
|
Status
peneliti
|
Kolaborasi
sejawat
|
Sebagai
”orang luar”
|
5
|
Desaian
proses
|
Bersiklus
|
Linear
|
6
|
Sample
penelitian
|
Tidak
menekankan keterwakilan terhadap popul;asi
|
Menekankan
pentingnya keterwakilan terhadap populasi
|
7
|
Metode
penelitian
|
Cendrung
fleksibel
|
Standart
dan fixed.[13]
|
8
|
motivasi
|
Melakukan
tindakan
|
Mencari
kebenaran
|
9
|
Hasil
akhir
|
Proses
pembelajaran yang lebih baik
|
Pengetahuan
yang teruji[14]
|
10
|
Teori
|
Dipakai
sebagai dasar untuk memilih dan menentukan aksi atau solusi
tindakan
|
Dipakai
sebagai dasar perumusan hipotesis/ pertanyaan penelitian[15]
|
CS 1 : 083849719063 (whatsapp)
CS 2 : 081220099019 (whatsapp)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar